Mungkin anda merasa penasaran apa sih perbedaan kopi arabika dan kopi robusta? Yap, kedua spesies kopi ini memang sangat populer di Indonesia. Bagi pecinta kopi, tentu sudah akrab bagaimana rasa, aroma, dan kenikmatan masing-masing kopi ini mempunyai karakteristiknya tersendiri. Secara garis besar, variasi kopi arabika lebih banyak dibandingkan dengan kopi robusta.
Kopi Arabika
Kopi Arabika
Kopi arabika (Coffea arabica) adalah buah kopi yang berasal dari Brasil dan Ethiopia, di mana komoditinya menguasai sekitar 70 persen pasar dunia. Kopi ini mempunyai beragam varietas yang berdasarkan daerah penanaman kopi tersebut. Di Indonesia, contoh kopi dari golongan arabika antara lain kopi toraja dan kopi mandailing.
Kopi arabika dapat dibudidayakan dengan baik di daerah-daerah yang memiliki ketinggian 1.000-2.000 meter dpl dengan suhu rata-rata 15-24 °C. Di daerah seperti ini biasanya kondisi iklimnya kering selama 3 bulan berturutan dengan curah hujan tidak lebih dari 1.500-2.000 mm.
Tanaman kopi apabila umumnya berbunga setelah musim penghujan dan memasuki musim kemarau. Perlu diketahui, waktu yang dibutuhkan bunga kopi arabika untuk tumbuh menjadi buah adalah sekitar 9 bulan. Setiap hektar lahan budidaya kopi ini mampu menghasilkan buah sebanyak 1.500-3.000 kg. Buah yang benar-benar matang akan jatuh sendiri dari pohonnya. Secara umum, bentuk biji kopi arabika terlihat cenderung datar.
Aroma kopi arabika tercium harum dan nikmat yang sepintas mirip kombinasi antara buah dan bunga. Karakter rebusan ini juga lebih ke arah asam yang kuat. Begitu masuk ke mulut, kopi arabika akan terasa mild, halus, dan kental.
Kopi Robusta
Kopi Robusta
Tahukah anda, kopi robusta (Coffea robusta) merupakan keturunan dari beberapa spesies kopi, salah satunya ialah Coffea canephora. Kopi ini tersebar di hampir seluruh belahan dunia termasuk Indonesia dan Filipina, serta menguasai 30 persen perdagangan kopi global. Penanaman kopi robusta di tempat yang berbeda akan menghasilkan kopi dengan aroma, rasa, dan kenikmatan yang berlainan pula.
Budidaya kopi robusta paling bagus dilakukan di tempat yang memiliki ketinggian 100-700 meter dpl. Di daerah ini suhu rata-ratanya sekitar 24 hingga 30 °C dengan waktu kering selama 3-4 bulan berturutan. Tanaman kopi robusta juga menyukai tempat yang mempunyai curah hujan sekitar 2.000-3.000 mm per tahun.
Tanaman kopi robusti menghasilkan bunga dalam siklus yang tidak tentu. Bunga akan berubah menjadi buah setelah 10-11 bulan kemudian dan matang di pohon. Tingkat produktifitas kopi ini sekitar 2.300-4.000 buah/hektar. Adapun bentuk biji kopi robusta adalah oval.
Sepintas rasa kopi robusta ini menyerupai citarasa cokelat agak pahit. Aroma yang dimiliki pun sangat khas serta dominan manis. Tekstur kopi robusta biasanya lebih kasar dibandingkan dengan kopi arabika.
Kesimpulan :
Dari uraian singkat di atas, dapat disimpulkan bahwa perbedaan kopi arabika dan kopi robusta di antaranya :
- Kopi arabika memiliki variasi rasa, aroma, dan kenikmatan yang lebih banyak dibandingkan dengan kopi robusta.
- Tanaman kopi arabika berbunga setelah musim penghujan, sedangkan tanaman kopi robusta tidak menentu bisa di musim penghujan maupun musim kemarau.
- Bunga kopi arabika membutuhkan waktu 9 bulan untuk berkembang menjadi buah, sementara bunga kopi robusta memerlukan waktu selama 10-11 bulan.
- Buah kopi arabika yang telah matang akan jatuh dari pohon, sebaliknya buah kopi robusta yang matang tetap berada di pohon.
- Sistem perakaran kopi arabika tumbuh hingga ke dalam tanah dan perakaran kopi robusta ada di kedalaman tanah yang cukup dangkal.
- Budidaya kopi arabika paling baik dilakukan di daerah yang berketinggian 1000-2000 meter dpl, di sisi lain kopi robusta dapat tumbuh dengan baik di daerah berketinggian 100-700 meter dpl.
- Biji kopi arabika berbentuk cenderung datar serta biji kopi robusta memiliki bentuk oval.
- Karakter rebusan kopi arabika lebih bersifat asam, sedangkas kopi robusta mempunyai rasa dominan pahit.