Penyakit embun jelaga (sooty mold) merupakan salah satu penyakit yang kerap menyerang tanaman kopi. Kendati bukan penyakit penting, tetapi keberadaannya dapat mengganggu proses fotosintesis. Gejala utama dari serangan ini terlihat dari permukaan daun yang menghitam. Akibatnya, tanaman kopi tidak bisa memproduksi makanan dengan baik dan daunnya pun mudah gugur karena menerima panas berlebih.
Penyakit embun jelaga disebabkan oleh Capnodium coffeae yakni jamur saprofit, non parasit, tidak mengambil makanan dari inangnya, tetapi bisa mengganggu jalannya proses fotosintesis. Miselium jamur C. coffeae pada daun kopi ditandai dengan warna hitam yang merupakan pigmen melanoid pada dinding sel hifa yang membentuk koloni. Miselium ini terbentuk dari jalinan hifa yang tumbuh di permukaan daun kopi sehingga menutupi stomata dan masuk ke jaringan daun.
Jamur C. coffeae umumnya tumbuh di hasil ekskresi dari serangga penghisap seperti kutu daun, kutu kebul, dan kutu daun sisik. Hal ini dikarenakan kotoran tersebut mengandung glukosa, asam amino, protein, vitamin, dan mineral. Selain itu, jamur C. coffeae juga mampu tumbuh di hasil eksudat yang diproduksi kelenjar trikoma pada rambut daun. Jamur ini biasanya akan tumbuh subur di perkebunan kopi yang memiliki kondisi terlalu rapat, naungannya banyak, suhunya hangat sampai tinggi, dan udaranya cukup kering.
Gejala serangan jamur C. coffeae ditandai dengan munculnya lapisan berwarna hitam yang menutupi permukaan daun bagian atas. Kemunculan serangga penghisap juga bisa menjadi pertanda awal akan adanya serangan jamur ini.
Pengendalian Penyakit Embun Jelaga
Pada umumnya, pengendalian penyakit embun jelaga dilakukan dengan menyemprot perkebunan kopi dengan air bersih secara berkala selama periode ekskresi serangga penghisap. Tujuannya untuk menaikkan tingkat kelembaban udara di area perkebunan sehingga tidak ideal bagi perkembangan jamur C. coffeae. Selanjutnya, bagian tanaman yang sudah terinfeksi serangga ini perlu dipotong dan dibuang jauh.
Opsi lainnya, Anda bisa membersihkan bagian tanaman yang terserang penyakit ini dengan mencucinya memakai campuran air deterjen dengan perbandingan 1 kg deterjen untuk 15 liter air. Meskipun tampak merepotkan, tetapi metode ini terbukti ampuh mengatasi serangan penyakit embun jelaga di perkebunan kopi di Sumatra Utara.
Jikalau populasi serangga penghisap yang ada di suatu perkebunan telah melebihi batas ambang ekonomi, maka pengendaliannya bisa dengan memanfaatkan insektisida berupa sipermetrin serta imidaklopid. Setelah berhasil dikendalikan, lakukan penghembusan memakai tepung belerang pada permukaan daun kopi yang terserang jamur C. coffeae penyebab penyakit embun jelaga tersebut.