Bagaimanakah cara pembibitan kopi secara secara generatif? Langkah awal yang penting dalam membudidayakan tanaman kopi adalah melakukan pembibitan dengan benar. Keberhasilan petani di dalam membuat bibit-bibit kopi unggulan akan berdampak pada kesuksesan dalam mengembangbiakan tanaman-tanaman kopi tersebut.
Bibit Kopi
Ada dua teknik pembibitan yang dapat diterapkan pada tanaman kopi yaitu generatif dan vegetatif. Namun pada kesempatan kali ini, Kopinian sebatas akan membahas seputar pembibitan kopi secara generatif yakni melalui biji. Bagaimana langkah-langkah yang harus dikerjakan? Berikut ini panduannya!
Langkah 1 : Pemilihan Benih Kopi
Benih kopi yang digunakan berupa biji yang diambil dari tanaman indukan berkualitas terbaik. Buah-buah yang telah matang ini lalu dipetik dari tumbuhan utama lantas disortir menurut ukurannya. Biji yang dapat digunakan sebagai benih berukuran seragam, tidak terlalu besar dan kecil, berbentuk cenderung datar, sehat, serta tidak cacat. Pada umumnya, biji-biji kopi yang berukuran sama memiliki tingkat pertumbuhan yang serupa sehingga proses pembudidayaan bisa berjalan lebih efisien.
Langkah 2 : Pengupasan Buah Kopi
Buah-buah kopi yang sudah terkumpul kemudian dikupas kulit luarnya hingga bersih. Adapun caranya yaitu buah-buah kopi diinjak-injak menggunakan kaki sehingga kulit luarnya terkelupas tanpa menghilangkan kulit tanduknya. Setelah itu bersihkan lendir yang melekat pada permukaan biji kopi dengan menggosoknya bersama abu dapur. Berikutnya biji-biji kopi ini diangin-anginkan sehingga seluruh permukaannya mengering secara merata. Kemudian lakukan proses penyortiran biji sekali lagi untuk memisahkan biji yang ideal dijadikan benih dengan biji yang bermutu rendah, berbentuk tidak normal, atau berpenyakit.
Langkah 3 : Penyimpanan Biji Kopi
Untuk mendukung waktu persemaian yang tepat, biji-biji kopi yang sudah dibersihkan tadi harus disimpan dengan baik dan benar. Apabila teledor, benih biji kopi ini akan diserang hama bubuk yang dapat mematikannya. Sebaiknya biji kopi disimpan di dalam peti kayu yang telah diberi alas berupa kain yang diberi minyak terpentin berdosis 1 cc/100 cm2. Ulangi pemberian kain ini setiap lapisan setebal 5 cm. Penyimpanan biji kopi ini dilakukan tidak lebih lama dari 3 hari 3 malam. Tetapi bila anda terpaksa harus menyimpan biji kopi lebih lama lagi, jangan lupa taburkan bubuk arang basah ke dalam peti dengan perbandingan 1:3.
Langkah 4 : Pemilihan Lahan Semai
Di dalam proses penyemaian benih kopi, anda perlu memperhatikan pemilihan lahan semai yang ideal. Di antaranya lahan memiliki kontur permukaan yang rata, kondisinya subur, dan kaya akan unsur hara. Untuk memudahkan pemantauan dan perawatan, lahan juga sebaiknya berada di dekat pemukiman dan sumber air. Alangkah lebih baik jika di sekeliling lahan terdapat pohon-pohon yang berukuran besar sebagai benteng alami kopi dari hujan, terik matahari, dan angin. Jangan lupa cek kesucian lahan sebelumnya dan semprotkan larutan MiG‐6PLUS secara tipis pada permukaan lahan persemaian.
Langkah 5 : Persemaian Benih Kopi
Biji-biji kopi yang akan ditanam di lahan persemaian harus dikecambahkan terlebih dahulu. Buatlah bedengan di tempat pengecambahan yang berukuran panjang 2,4 meter dan lebar 1,2 meter. Lalu taburkan pasir bersih di permukaan bedengan dengan ketebalan 10 cm.
Kemudian biji kopi ditanam pada lapisan pasir dengan memposisikan biji bagian punggung terdapat di atas dan biji bagian perut menghadap ke bawah. Pembenaman biji tidak perlu dilakukan terlalu dalam, cukup semua biji tertanam dengan bagian teratas yang rata terhadap pasir. Jarak penanaman biji kopi untuk dikecambahkan yaitu 5 x 2,5 cm. Hal ini berarti setiap 1 meter persegi tempat pengecambahan bisa menampung sebanyak 2.000-2.500 biji kopi.
Langkah 6 : Perawatan Benih Semai
Setelah semua benih ditanamkan di lahan semai, taburkan sekali lagi pasir bersih secara tipis. Kemudian di atas bedengan bisa dibuat penutup dari jerami atau ilalang untuk menjaga kelembaban di lahan persemaian. Setiap 2-3 hari sekali, lahan juga perlu disiram menggunakan air secukupnya. Umumnya biji kopi akan tumbuh menjadi kecambah dalam waktu 3-4 minggu jika dilakukan di dataran rendah serta 6-8 minggu bila dikerjakan di dataran tinggi.
Langkah 7 : Pemindahan Kecambah ke Lahan Semai Bibit
Kecambah kopi yang dapat dipindahkan ke lahan persemaian bibit adalah kecambah yang sudah berbentuk serdadu atau kepel. Proses pemindahan ini harus dilakukan dengan hati-hati supaya tidak ada bagian tanaman yang mengalami kerusakan. Adapun caranya yang benar yaitu kecambah harus diangkat memakai bilah bambu atau solet, bukan dicabut. Lakukan proses seleksi sekali lagi untuk memilah-milah kecambah yang berkualitas paling bagus. Buang kecambah yang memiliki akar bengkok karena tingkat pertumbuhannya cenderung lambat dan kerdil.
Langkah 8 : Persiapan Lahan Semai Bibit
Untuk menyemaikan kecambah kopi menjadi bibit, anda perlu menyiapkan lahan yang ideal. Cangkul lahan tersebut dengan kedalaman 30-35 cm sehingga kondisi strukturnya gembur. Jangan lupa buang kerikil, gulma, dan bekas akar tanaman lain karena dapat mengganggu pertumbuhan kopi yang dipelihara nanti. Setelah itu taburkan pupuk organik berupa pupuk kompos atau pupuk kandang untuk menyuburkan lahan tersebut.
Ukuran bedengan-bedengan untuk menyemaikan kecambah kopi mempunyai panjang 10 meter dan lebar 1,2 meter. Bedengan dibuat secara membujur menghadap ke arah utara-selatan dengan tujuan untuk memaksimalkan intensitas cahaya matahari yang bisa diperoleh tanaman kopi. Sedangkan jarak penanaman yang ideal adalah 15 x 30 cm.
Langkah 9 : Perawatan Bibit Kopi
Perawatan bibit kopi mencakup penyiraman air, pemberantasan gulma, dan pemberian pupuk secara berkala. Aplikasikan larutan MiG‐6PLUS dengan dosis 10 ml MiG‐6PLUS : 1 liter air dan disemprotkan secara tipis dan merata pada permukaan lahan pendederan. Penyemprotan ini minimal dilakukan setiap 2 minggu sekali secara teratur. Selain dari itu anda juga perlu menyiram bibit secukupnya serta melakukan pengendalian terhadap serangan hama dan penyakit yang muncul.