Saat ini, kopi dikenal sebagai minuman paling populer di dunia. Kopi dianggap mampu meningkat stamina tubuh dan melawan rasa kantuk. Bahkan beberapa orang juga mengklaim kalau kopi mampu mengobati penyakit seperti jantung, kanker, diabetes, dan batu empedu. Tapi tahukah Anda bagaimana asal mula minuman kopi ini tercipta?
Sejarah Penemuan Minuman Kopi
Pada tahun 800-850 M, masyarakat di Benua Afrika khususnya Bangsa Ethiopia sudah mengenal kopi untuk keperluan konsumsi. Mereka biasa menghidangkannya bersama dengan daging dan anggur untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Beberapa orang juga menggunakan buah kopi sebagai salah satu bahan sesajen untuk ritual kepercayaan.
Versi lain menyebutkan bahwa minuman kopi ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang pengembala dari Abyssinia bernama Khalid. Suatu hari dia memberikan pakan kepada kambing-kambing peliharaannya dengan buah kopi. Ketika malam menjelang dia merasa heran semua kambing miliknya tetap terjaga, bahkan terlihat segar bugar. Karena merasa penasaran, Khalid pun lantas mencoba memasak buah kopi. Kebiasaan ini terus berlanjut ke anak cucunya. Tersebarnya berita tentang khasiat kopi tersebut ke Kerajaan Arab lantas mendorong pemerintah setempat untuk menelitinya lebih jauh. Hingga ditemukanlah suatu metode penyajian kopi berbentuk minuman seperti sekarang.
Aktivitas perdagangan dan penyebaran agama islam oleh bangsa Arab turut andil dalam menduniakan manfaat dari kopi. Seiring dengan meningkatkanya jumlah pemeluk agama islam, para penikmat kopi pun kian bertambah. Pada abad ke-13, umat islam di beberapa tempat meminum kopi untuk menjaga energinya dalam beribadah.
Sebelumnya ekspor kopi yang dilakukan oleh pemerintah Kerajaan Arab berupa biji kopi yang siap diseduh. Sehingga hal ini tidak memungkinkan ditanamnya tumbuhan kopi di luar wilayah kekuasaan Arab. Pada tahun 1600-an, seorang pedagang asal India bernama Baba Budan berhasil menyelundupkan biji kopi yang bisa ditanam ke luar wilayah kekuasaan Kerajaan Arab. Lantas dia pun mencoba menumbuhkan biji kopi tersebut menjadi tanaman kopi. Atas ulahnya itulah, tanaman kopi mulai menyebar ke seluruh dunia.
Penyebaran Kopi di Eropa
Secara resmi, biji kopi masuk ke daratan Eropa pada tahun 1615. Pusat perdagangan kopi kala itu berada di Kota Venesia, Italia. Mayoritas kopi tersebut didatangkan langsung dari Turki. Namun karena jumlah pasokan tidak mampu mencukupi permintaan pasar yang sangat tinggi, para petani di Eropa pun mulai berlomba-lomba membudidayakannya.
Salah satu negara di Eropa yang paling berminat terhadap kopi adalah Belanda. Bangsa ini sukses menanam kopi di negerinya pada tahun 1616. Barulah pada tahun 1690, Belanda juga menanam tumbuhan kopi di wilayah jajahannya, termasuk di Pulau Jawa. Budidaya kopi di Pulau Jawa yang notabene memiliki tanah subur terbilang sangat bagus. Bahkan dalam kurun waktu kurang dari 50 tahun telah ada tanaman kopi sebanyak 18 juta lebih dengan berbagai varietas.
Penyebaran Kopi di Amerika
Komoditas kopi pertamakali masuk ke Benua Amerika melalui Negara Brazil. Pemerintah setempat pada tahun 1727 memiliki inisiatif untuk memasyarakatkan kopi kepada semua kalangan. Perlu diketahui, harga kopi pada waktu itu sangat mahal dan hanya bangsawan yang mampu menikmatinya. Pemerintah Brazil pun lantas memerintahkan kepada seorang agen rahasia bernama Letnan Kolonel Francisco de Melo Palheta untuk menyelundupkan bibit kopi dari Perancis.
Namun karena penjagaan kebun kopi di Perancis begitu ketat, Francisco tidak mampu menggondol bibit kopi barang satupun. Tak kehabisan ide, dia lantas mencoba mendekati istri gubernur setempat. Usahanya berbuah manis ketika dia diundang di sebuah acara perjamuan makan malam yang di dalamnya ada oleh-oleh buket berisi bunga kopi untuk setiap tamu. Dia pun kemudian membawa bunga kopi tersebut ke Brazil dan sukses menumbuhkannya menjadi tanaman kopi.
Penyebaran Kopi di Indonesia
Penyebaran kopi di Indonesia bermula pada zaman tanam paksa sekitar 1830-1870 ketika masa penjajahan Belanda. Pemerintah Kolonial memerintahkan pembukaan perkebunan Kopi di seluruh wilayah Hindia Belanda. Jenis kopi yang dipelihara pada saat itu adalah kopi arabika yang diimpor dari Yaman.
Pada awal abad ke-20, banyak dari perkebunan kopi di Indonesia yang diserang hama dan penyakit. Pemerintah Belanda pun lantas mengganti kopi arabika dengan jenis kopi liberika dan ekselsa. Namun tak berselang lama, tanaman kopi tersebut pun kembali gagal panen bahkan mengalami kerusakan yang lebih parah. Terang saja karena kejadian tersebut sebenarnya merupakan kesengajaan dari para pejuang kemerdekaan.