Budidaya tanaman kopi masih banyak dilakukan oleh para petani di Indonesia. Bagian dari tanaman kopi yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi adalah bijinya. Biji-biji kopi ini didapatkan dari buah kopi yang telah masak kemudian dipetik, dikupas, lalu dijemur sampai kering. Sebelum digiling menjadi bubuk, biji kopi yang telah kering akan disangrai terlebih dahulu untuk meningkatkan aroma dan rasa yang dimilikinya. Bubuk kopi inilah yang selanjutnya diseduh menjadi minuman kopi yang begitu nikmat.
Tanaman kopi dapat ditanam di dataran rendah sampai dataran tinggi. Sebelumnya perlu dilakukan serangkaian upaya untuk mempersiapkan lahan agar menjadi ideal ditanami bibit kopi. Di antaranya meliputi pembersihan, pencangkulan, dan pemupukan. Setelah dipastikan lahan tersebut sudah cocok digunakan, barulah bibit-bibit kopi ditanam. Proses penanaman bibit kopi paling baik dilaksanakan ketika matahari belum bersinar begitu terik yakni pagi hari sebelum jam 9.
Walaupun sudah dipelihara dengan baik dan benar, tanaman kopi Anda tidak bisa dihindarkan dari serangan hama-hama yang akan merusaknya. Ada beberapa hama penting yang wajib diketahui oleh petani kopi seperti Anda. Di antaranya yaitu :
Nematoda Parasit
Nematoda parasit yang kerap menyerang tanaman kopi adalah Pratylenchus coffeae dan Radopholus similis. Diketahui bahwa Pratylenchus coffeae mampu hidup selama 45 hari, sedangkan siklus hidup Radopholus similis sekitar 25-30 hari. Tanaman kopi yang diserang nematoda parasit akan menjadi kerdil, daunnya menguning dan berguguran, serta pertumbuhan cabang primer terhambat. Hal ini membuat jumlah bunga yang dihasilkan oleh tanaman tersebut pun lebih sedikit. Serangan juga terlihat pada akar tanaman kopi yang membusuk, berwarna cokelat kehitaman, lalu akhirnya mati.
Nematoda parasit bisa menyerang tanaman kopi yang masih berada di pembibitan atau pertanaman. Untuk mengendalikan tanaman ini ketika masih di pembibitan, caranya dilakukan memakai fumigasi media bibit dengan fumigan pra tanam. Di sini Anda bisa memanfaatkan obat-obatan seperti Vapam L dan Basamid G. Sedangkan untuk bahan-bahan nematisida sistemik dan kontak yang dapat dipakai misalnya Curaterr 3G, Vydate 100 AS, Rhocap 10G dan Rugby 10G. Siramkan salah satu dari obat-obatan tersebut pada bibit tanaman kopi dengan konsentrasi 1,0 persen dan dosis 250 ml per bibit.
Sementara itu, pengendalian terhadap hama tanaman kopi berupa nematoda parasit juga harus dilakukan hingga tanaman kopi ditanam di lahan. Caranya dapat dilakukan dengan pembukaan lubang tanam, rotasi tanaman, serta pembuatan parit barier. Bisa pula dengan memanfaatkan obat-obat kimia seperti karbofuran, oksamil, dan etoprofos. Sedangkan untuk pencegahannya bisa dikerjakan dengan menggunakan bibit kopi yang berasal dari klon unggul. Misalnya penggunaan jenis kopi yang tahan terhadap nematoda parasit sebagai batang bawah seperti kopi ekselsa klon Bgn 121.09 dan kopi robusta klon BP 961.
Penggerek Buah
Hama yang bertindak sebagai penggerek buah kopi biasanya berasal dari spesies Hypothenemus hampei. Hama ini memiliki tubuh sepanjang 1,3 – 2 mm dan berwarna hitam kecokelatan. Penyerangannya terjadi saat hama tersebut menaruh telurnya di dalam buah kopi yang bijinya mulai mengeras. Waktu total yang diperlukan untuk telur tersebut menetas hingga tumbuh menjadi dewasa berkisar 25-35 hari.
Hypothenemus hampei akan masuk ke biji kopi dengan membuat lubang di sekitar lapisan diskus terlebih dahulu. Jadi Anda bisa melihat gejala yang muncul berupa lubang-lubang kecil pada buah kopi yang tembus hingga ke lapisan biji. Pada buah kopi muda jika terserang akan membusuk dan akhirnya gugur berjatuhan dengan sendirinya. Berbeda dengan serangan pada buah kopi yang sudah cukup tua akan mengakibatkan buah tersebut berlubang-lubang sehingga kualitasnya menurun drastis.
Pengendalian hama penggerek buah kopi dapat dilakukan secara biologi maupun kultur teknis. Untuk metode biologis, Anda bisa memanfaatkan parasit Cephalonomia stephanoderis dan jamur patogen Beauveria bassiana. Keduanya terbukti mampu mengendalikan populasi serangga Hypothenemus hampei tanpa mengakibatkan kerusakan yang berarti pada tanaman kopi. Disarankan mengaplikasikan jamur patogen Beauveria bassiana sebanyak 2,5 kg/hektar selama 3 kali/musim panen. Direkomendasikan pula untuk menanam bibit kopi yang bisa buahnya dapat masak serentak seperti USDA 230731 dan USDA 230762.
Metode pengendalian secara kultur teknis bisa dikerjakan dengan memutus daur hidup hama penggerek buah kopi. Upaya ini diawali dari memanen buah masak yang terserang bubuk pada waktu 15-30 hari sebelum panen raya. Semua buah kopi yang berjatuhan dari pohonnya juga harus diambil, baik yang terserang maupun tidak, lalu direndam di dalam air panas. Kemudian setelah dilakukan panen raya dilanjutkan dengan pemanenan akhir dengan memetik semua buah kopi yang masih tersisa di pohon. Setelah semua proses pemanenan selesai, kemudian perlu dilakukan penataan ulang terhadap pohon naungan supaya cahaya matahari bisa masuk secukupnya menyinari lahan tanaman kopi.