Butuh panduan cara pemupukan tanaman kopi yang efektif? Pupuk adalah bahan penyubur yang ditambahkan ke tanah untuk menyediakan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Proses pemupukan dalam budidaya kopi menjadi salah satu proses yang penting karena akan menentukan tingkat kesuburan dan produktifitas kopi yang dipelihara.
Kopi
Efektifitas pemupukan pada tanaman kopi ditentukan oleh dua faktor yaitu pengambilan hara oleh tanaman, dan persediaan kandungan hara di dalam tanah. Pengambilan hara dari dalam tanah dilakukan oleh kopi untuk mendukung pertumbuhannya. Termasuk di dalamnya ialah pembentukan buah oleh cabang lateral.
Setidaknya ada tiga unsur hara yang sangat diperlukan tanaman kopi yakni natrium (N), fosfor (P), dan kalium (K). Kebutuhan pengambilan hara kopi robusta meliputi N sebanyak 35 kg/ha, P sebanyak 6 kg/ha, dan K sebanyak 50 kg/ha setiap tahun. Kopi arabika membutuhkan N berdosis 34 kg/ha, P berdosis 5,1 kg/ha, dan K berdosis 48 kg/ha per tahun. Sedangkan jenis kopi liberika mengambil N sejumlah 28 kg/ha, P sejumlah 6,4 kg/ha, dan K sejumlah 45 kg/ha setiap tahun.
Sementara itu, faktor persediaan hara di dalam tanah berbeda-beda di setiap daerah. Ada satu daerah yang kekurangan unsur N, P, K, bahkan NPK. Oleh karena itu, diperlukan langkah pengamatan tanah dan daun untuk mengetahui kandungan tanah di daerah tersebut. Disarankan pula untuk melakukan percobaan lapangan terlebih dahulu sebelum menerapkannya secara massal.
Pupuk yang digunakan pada proses pemupukan kopi meliputi pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Di mana pupuk tunggal adalah pupuk yang hanya mempunyai satu unsur saja seperti N, P, atau K. Untuk pupuk majemuk, pupuk ini memiliki lebih dari satu unsur dalam berbagai komposisi misalnya NP, NK, NPK, atau NPKMg.
Pemilihan pupuk harus disesuaikan dengan kondisi lahan budidaya. Sebab jika keliru tidak hanya memboroskan anggaran, tetapi juga dapat menurunkan produktifitas tanaman. Perlu diketahui, kopi merupakan tanaman yang sangat sensitif terhadap keseimbangan pupuk yang diberikan.
Begitu pula dengan penghitungan dosis pemupukan perlu memperhatikan kondisi geografis dan macam-macam kopi yang ditanam. Dosis juga wajib disesuaikan dengan usia tanaman kopi tersebut. Semakin besar tanaman kopi maka membutuhkan dosis pemupukan yang lebih banyak. Di bawah ini tabel dosis pemberian pupuk pada kopi.
Umur (tahun) | N (gram) | P (gram) | K (gram) | Urea (gram) | DS (gram) | ZK (gram) |
1 | 20 | 20 | 20 | 50 | 50 | 40 |
3 | 60 | 40 | 60 | 150 | 100 | 120 |
4 | 80 | 40 | 80 | 200 | 100 | 160 |
5-10 | 120 | 60 | 120 | 300 | 150 | 240 |
> 10 | 160 | 80 | 160 | 400 | 200 | 320 |
Keterangan :
Urea = 46% N
DS = 38% P
ZK = 50% K
Saat di awal musim penghujan, pemupukan dilakukan sebanyak setengah dosis N dan satu dosis P. Sedangkan ketika akhir musim penghujan jumlah pupuk yang diberikan setengah dosis N dan satu dosis K. Jadi kesimpulannya dalam setahun tanaman kopi akan memperoleh satu dosis N, satu dosis P, dan satu dosis K. Biasanya pupuk N akan terserap dalam waktu sebulan, sementara pupuk P dan K bisa bertahan selama 2 sampai 3 bulan.
Pemberian pupuk bisa berjalan efektif jika naungan di atas kopi minimal dan naungan di atas tanah maksimal. Pupuk sebaiknya diberikan setelah tanaman kopi dipangkas agar menghasilkan wiwilan yang lebih banyak. Selain itu, diperlukan juga perhatian terhadap permukaan tanah yang benar-benar rata.
Sebelum proses pemupukan tanaman kopi dimulai, cangkul terlebih dulu lahan di sekitar tanaman. Pupuk ditaburkan di area piringan/lingkaran di sekeliling batang kopi dengan dosis sesuai kebutuhan. Khusus untuk urea karena mudah sekali menguap, pupuk ini diberikan dengan membenamkannya ke dalam tanah.