Perlu bantuan untuk mengendalikan gulma tanaman kopi secara terpadu? Pengertian gulma adalah semua tumbuhan yang hidup di tempat yang tidak dikehendaki dan bersifat mengganggu. KBBI mengartikan gulma sebagai tumbuhan yang termasuk bangsa rumput yang merupakan pengganggu bagi kehidupan tanaman utama. Jadi kesimpulannya, gulma merupakan tumbuhan pengganggu tanaman utama khususnya bersaing dalam memperebutkan unsur hara dan air serta dapat menjadi tanaman inang bagi hama dan penyakit.
Wujud gulma bisa berupa rumput-rumputan, tanaman berdaun lebar, tanaman air, dan tanaman berbunga paratik. Beberapa gulma yang kerap tumbuh di kebun kopi contohnya alang-alang (Imperata cylindrica), belimbing-belimbingan (Oxalis sp.), teki-tekian (Cyperus rotundus), Cynodon dactylon, Salvia sp., Digitaria, dan Mocania cordata. Agar berlangsung lebih efektif dan efisien, pengendalian gulma pada kopi bisa dikerjakan memakai metode yang terpadu baik secara mekanik, kimiawi, maupun biologis.
A. Pengendalian Gulma secara Mekanik
Terdiri atas lima teknik pengendalian, antara lain :
1. Pencabutan
Teknik pencabutan dilaksanakan dengan mencabut atau menyiangi tumbuhan gulma yang tumbuh di area perkebunan. Kelebihan dari teknik ini adalah hampir tidak ada dampak negatif yang ditimbulkannya. Walaupun pengerjaannya mudah, namun metode pencabutan ini tidak terlalu efektif terutama dalam menghilangkan umbi gulma.
2. Pembabatan
Membabat habis semua gulma yang hidup di perkebunan kopi juga bisa Anda berlakukan. Metode ini paling pas dilakukan di perkebunan yang memiliki tanah berkontur miring sebab dapat mencegah terjadinya erosi. Supaya pelaksanaannya lebih efisien, pembabatan sebaiknya diterapkan ketika gulma masih berbentuk biji.
3. Penginjakkan
Di daerah yang teknologi pertaniannya belum begitu berkembang, gulma biasanya dikendalikan dengan cara diinjak. Jadi gulma tersebut dibenamkan ke dalam tanah menggunakan kaki supaya tidak tumbuh lagi. Pada umumnya, metode ini diterapkan ketika dalam proses persiapan menanam kopi.
4. Pengolahan Tanah
Gulma dapat dikendalikan pula dengan pengolahan tanah. Metode ini dikenal sebagai upaya yang ramah lingkungan karena sekaligus dapat memperbaiki karakteristik dan struktur tanah. Paling bagus, pengendalian gulma memakai pengolahan tanah ini diaplikasikan pada saat pengendalian gulma semusim dan pengendalian gulma tahunan.
5. Pemakaian Mulsa
Pemakaian mulsa untuk mengendalikan gulma berfungsi sebagai penutup tanah untuk mengurangi intensitas cahaya yang diterima oleh benih gulma. Dengan demikian potensi harapan hidupnya pun akan berkurang dan menghambat pertumbuhannya. Hanya saja, keberadaan mulsa kerapkali menjadi sarang hama dan penyakit sehingga perlu pemantauan secara berkala.
B. Pengendalian Gulma secara Kimiawi
Pengendalian gulma secara kimiawi biasanya memanfaatkan herbisida. Pada konsentrasi tertentu penggunaan herbisida sangat efektif khususnya bila memicu terjadinya pengendalian selektif 24D dan dalpon. Ada pula herbisida non-selektif yang bisa mematikan rumput-rumputan dan tanaman berdaun lebar.
Penggunaan herbisida bisa dipakai ketika masa pra-tanam, pra-tumbuh, dan pasca-tumbuh tanaman kopi. Cara pemberiannya bisa dilakukan dengan perlakuan merata, perlakuan jalur, penyemprotan terarah, maupun perlakukan setempat. Keuntungan pengendalian gulma secara kimiawi yaitu menghemat tenaga kerja, pelaksanaannya mudah, hasilnya cepat terlihat, biayanya lebih murah, dan bisa menyesuaikan formulasinya. Di sisi lain, herbisida menimbulkan kerugian yang meliputi pencemaran lingkungan, butuh keterampilan khusus, risikonya terbilang besar, serta sulit mendapatkan bahannya.
3. Pengendalian Gulma secara Biologis
Gulma pada tanaman kopi juga bisa dikendalikan memakai metode biologis. Caranya adalah mematikan pertumbuhan gulma dengan memanfaatkan organisme lain. Sehingga metode biologis ini cukup sulit dikerjakan dibandingkan dengan dua metode yang sebelumnya.
Terwujudnya metode pengendalian gulma secara biologis harus memenuhi beberapa persyaratan di antaranya aktifitas penyebaran organisme bisa diatur, bersifat monofag atau tidak ada tuan rumah, areanya cukup luas, sulit dikendalikan secara konvensional, dan organisme tersebut harus aman. Jika syarat-syarat di atas bisa terpenuhi, maka pengendalian secara biologi ini merupakan metode yang paling efektif dan efisien.